Minggu, 01 Juni 2014

Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik






Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

Model pertumbuhan ekonomi yang Schumpeter lebih menekankan pada pentingnya peranan para pelaku ekonomi yang memiliki jiwa entrepreneurship di dalam menciptakan perkembangan ekonomi. Mereka terus mengusahakan inovasi dalam kegiatan ekonomi.

 

Joseph Alois Schumpeter (8 Februari 1883 - 8 Januari 1950) adalah seorang ekonom Amerika-Austria dan ilmuwan politik. Dia sempat menjabat sebagai Menteri Keuangan Austria pada tahun 1919. Salah satu ekonom paling berpengaruh dari abad ke-20, Schumpeter mempopulerkan istilah "destruksi kreatif" dalam ekonomi.

 

Joseph Alois Schumpeter

Menurut Joseph Alois Schumpeter pertama kali mengemukakan teori pertumbuhan ekonominya dalam buku Theory of Economic Development yang terbit di Jerman 1911 (edisi Inggris muncul 1934), yang kemudian diuraikan dan direvisi dalam Business Cycles (1939) dan Capitalism Socialism, and Democrazy (1942) tanpa mengalami perubahan penting.

 

Inovasi ini meliputi:
• Memperkenalkan suatu produk baru
• Mempertinggi efisiensi suatu produk
• Mengadakan perluasan pasarsuatu barang
• Mengadakan perubahan dalam organisasi produksi untuk mempertinggi eksistensi memungkinkan timbulnya proses imitasi, dimana pengusaha melakukan pengembangan teknologi baru.

 

Menurut Schumpeter, makin tinggi tingkat kemajuan perekonomian, maka makin terbatas kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi akan menjadi bertambah lambat dan pada akhirnya akan terjadi keadaan yang tidak berkembang (stationary state). Akan tetapi, berbeda dengan pandangan klasik, dalam pandangan Schumpeter keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat pertumbuhan yang tinggi.

Menurut Schumpeter, investasi dapat dibedakan kepada dua golongan yaitu penanaman modal otonomi dan penanaman modal terpengaruh. Penanaman modal otonomi adalah penanaman modal yang ditimbulkan pada kegiatan ekonomi yang timbul sebagai akibat kegiatan inovasi. Penanaman modal otonomi adalah penanaman modal yang ditimbulkan pada kegiatan ekonomi yang timbul sebagai akibat kegiatan inovasi


Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yaitu:

* Jumlah dan kualitas penduduk

* Sumber daya modal dan teknologi

* Sistem sosial dan sikap masyarakat

* Sumber daya alam

* Luas pasar atau pangsa pasar

http://www.ratioatmadja.blogspot.com/2014/05/teori-pertumbuhan-ekonomi-neo-klasik_8.html

Teori Pertumbuhan Ekonomi Bertahap


Teori Pertumbuhan Ekonomi Bertahap

Walt Whitman Rostow (7 Oktober 1916 – 13 Februari 2003) adalah seorang ahli ekonomi dan politikus yang bekerja kepada National Security Advisor pada masa pemerintahan [Presiden Johnson|Lyndon Baines Johnson]] di Amerika Serikat. Ia berperan penting dalam pembentukan kebijakan Amerika Serikat di Asia Tenggara selama tahun 1960 dan dia merupakan musuh dari komunis. Ia bekerja sebagai penasehat utama selama pemerintahan John F. Kennedy dan Lyndon B. Johnson. Ia mendukung intervensi militer Amerika Serikat dalam Perang Vietnam

 

Walt Whitman Rostow

Menurut W.W.Rostow mengungkapkan teori pertumbuhan ekonomi dalam bukunya yang bejudul The Stages of Economic Growth menyatakan bahwa pertumbuhan perekonomian dibagi menjadi 5 (lima) sebagai berikut:

a. Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)

Rostow, melihat tahap-tahap perkembangan ekonomi pada tahap permulaan (tradisional) sebagai perekonomian yang memilih fungsi produksi yang terbatas. Namun sebenarnya perubahan-perubahan ekonomi selalu ada. Hal ini dapat dilihat dari adanya perubahan didalam perdagangan dan tingkat pertumbuhan produksi pertanian

1. Merupakan masyarakat yang mempunyai struktur pekembangan dalam fungsi-fungsi produksi yang terbatas.

2. Belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi modern

3. Terdapat suatu batas tingkat output per kapita yang dapat dicapai

 

b. Masyarakat pra kondisi untuk periode lepas landas (the preconditions for take off)

Tahap ini merupakan tahap yang diberlakukan agar perkembangan ekonomi dapat lepas landas tahap ini biasanya dicirikan oleh pertumbuhan perlahan-lahan dan inovasi.

1. Merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dimana masyarakat sedang berada dalam proses transisi.

2. Sudah mulai penerapan ilmu pengetahuan modern ke dalam fungsi-fungsi produksi baru, baik di bidang pertanian maupun di bidang industri.

 

c. Periode Lepas Landas (The take off)

Tahap ini merupakan tercapainya perkembangan pesat pada sektor-sektor tertentu yang telah menggunakan teknik produksi modern. Dalam tahap ini penerapan teknik-teknik baru dalam hal industri dapat berjalan dengan sendirinya.

1. Merupakan interval waktu yang diperlukan untuk emndobrak penghalang-penghaang pada pertumbuhan yang berkelanjutan.

2. Kekuatan-kekuatan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi diperluas

3. Tingkat investasi yang efektif dan tingkat produksi dapat meningkat

4. Investasi efektif serta tabungan yang bersifat produktif meningkat atau lebih dari jumlah pendapatan nasional.

5. Industri-industri baru berkembang dengan cepat dan industri yang sudah ada mengalami ekspansi dengan cepat.

 

d. Gerak Menuju Kedewasaan (Maturity)

Tahap ini memperlihatkan adanya kematangan ekonomi, yaitu suatu periode ketika masyarakat secara efektif menerapkan teknologi modern terhadap sumber-sumber ekonomi.

1. Merupakan perkembangan terus menerus daimana perekonoian tumbuh secaa teratur serta lapangan usaha bertambah luas dengan penerapan teknologi modern.

2. Investasi efektif serta tabungan meningkat dari 10 % hingga 20 % dari pendapatan nasional dan investasi ini berlangsung secara cepat.

3. Output dapat melampaui pertamabahn jumlah penduduk

4. Barang-barang yang dulunya diimpor, kini sudah dapat dihasilkan sendiri.

5. Tingkat perekonomian menunjukkkan kapasitas bergerak melampau kekuatan industri pad masa take off dengan penerapan teknologi modern

 

e. Tingkat Konsumsi Tinggi (high mass consumption)

1. Sektor-sektor industri emrupakan sektor yang memimpin (leading sector) bergerak ke arah produksi barang-barang konsumsi tahan lama dan jasa-jasa.

2. Pendapatn riil per kapita selalu meningkat sehingga sebagian besar masyarakat mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar, sandang, dan pangan.

3. Kesempatan kerja penuh sehingga pendapata nasional tinggi.

4. Pendapatan nasional yang tinggi dapat memenuhi tingkat konsumsi tinggi

 

Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik


Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

Pertumbuhan Neo Klasik Menurut Robert Solow

 

Robert Solow adalah ahli ekonomi yang memenangkan hadiah nobel pada tahun 1987. Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi akan tercapai jika ada pertumbuhan output. Pertumbuhan output terjadi jika dua faktor input, yakni modal dan tenaga kerja dikombinasikan, sedangkan faktor teknologi dianggap konstan (tidak berubah). 

 


Robert Solow

Adapun yang tergolong sebagai modal adalah bahan baku, mesin, peralatan, komputer, bangunan dan uang. Dalam memproduksi output, faktor modal dan tenaga kerja bias dikombinasikan dalam berbagai model kombinasi. Sehingga, bisa dituliskan dalam rumus sebagai berikut:

Q = f (C.L)

Keterangan:
Q = Jumlah output yang dihasilkan
f = Fungsi
C = Capital (modal sebagai input)
L = Labour (tenaga kerja, sebagai input)

Rumus di atas menyatakan bahwa output (Q) merupakan fungsi dari modal (C) dan tenaga kerja (L). Ini berarti tinggi rendahnya output tergantung pada cara mengombinasikan modal dan tenaga kerja.

 

Robert Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau output. Adapun pertumbuhan penduduk dapat berdampak positif dan dapat berdampak negatif. Oleh karenanya, menurut Robert Solow pertambahan penduduk harus dimanfaatkan sebagai sumber daya yang positif.

 

Model Pertumbuhan Neo Klasik

Model Solow sebagai salah satu model pertumbuhan ekonomi memberikan analisis statis bagaimana keterkaitan antara akumulasi modal, pertumbuhan populasi penduduk, dan perkembangan teknologi serta pengaruh ketiganya terhadap tingkat produksi output. Model ini memberikan jawaban atas pertanyaan mengapa perekonomian di suatu negara bisa tumbuh lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi di negara lain.

Teori yang dicetuskan oleh Robert Solow tentang pertumbuhan ekonomi dimulai dengan melakukan asumsi dasar tentang neoklasikal fungsi produksi dengan decreasing returns to capital. Dimana rates of saving dan pertumbuhan populasi adalah faktor yang eksogenous. Kedua variabel itulah menentukan kondisi steady-state level of income. Karena masing-masing negara memiliki kondisi saving rate dan pertumbuhan populasi yang berbeda, maka berbeda pula tingkat steady state di negara-negera tersebut. Semakin tinggi tingkat saving, semakin kaya negara tersebut. Dan Semakin tinggi tingkat population growth, semakin miskinlah negara tersebut.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam model Solow sebagai berikut  :

a) Tingkat pertumbuhan angkatan kerja ditentukan secara eksogen, 

b) Fungsi produksi merupakan fungsi dari Modal dan tenaga kerja

c) Investasi dan tabungan merupakan bagian yang tetap dari output.

 

 

Constant return to scale

Asumsi pertama model neoklasik adalah dengan menganggap tidak ada perubahan pada angkatan kerja dan teknologi ketika terjadi proses akumulasi modal dalam perekonomian di suatu negara. Proses akumulasi modal ini nantinya hanya ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap barang. Dalam model ini, output bergantung pada persediaan modal dan jumlah tenaga kerja.  Untuk memudahkan analisis, kita nyatakan seluruh variabel dalam perekonomian per tenaga kerja yang menunjukkan jumlah output per tenaga kerja sebagai fungsi dari jumlah modal per tenaga kerja.

Pada setiap modal, fungsi tersebut menunjukkan berapa banyak output yang diproduksi dalam perekonomian. Dari fungsi produksi ini, jika kita derivasikan satu kali, akan diperoleh marginal product of capital (MPK) yang didefinisikan sebagai seberapa banyak tambahan  output yang dihasilkan oleh seorang pekerja ketika mendapatkan satu unit modal tambahan.

 

ketika nilai modal rendah, rata-rata pekerja hanya memiliki sedikit modal untuk bekerja, sehingga satu unit modal tambahan akan begitu berguna dan dapat memproduksi output tambahan lebih banyak. Ketika nilai modal tinggi, rata-rata pekerja memiliki banyak modal, sehingga satu unit tambahan modal hanya akan sedikit menghasilkan output tambahan.

 

Investasi dan Konsumsi dalam Keseimbangan

Peranan permintaan terhadap barang dalam model neoklasik berasal dari konsumsi dan investasi. Dengan kata lain, output per pekerja merupakan jumlah dari konsumsi per pekerja dan investasi per pekerja.  Dalam model neoklasik, diasumsikan setiap tahun seseorang akan menabung sebagian dari pendapatan mereka dengan nilai tetap dan mengkonsumsi sebesar selisih nilai pendapatan dengan tabungan tersebut, yang merupakan bentuk fungsi konsumsi sederhana.

Untuk melihat pengaruh fungsi konsumsi tersebut terhadap investasi, kita substitusikan asumsi di atas ke dalam identitas perhitungan pendapatan nasional, sehingga diperoleh bahwa tingkat investasi sama dengan tabungan. Jadi secara tidak langsung, tingkat tabungan menunjukan seberapa besar bagian output yang dialokasikan untuk investasi.

Seiring dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi, persediaan modal akan mengalami perubahan. Perubahan ini dapat bersumber dari dua hal : investasi dan depresiasi. Investasi berupa perluasan usaha dan penambahan modal, sedangkan depresiasi mengacu pada penggunaan modal sehingga persediaan modal berkurang. persediaan modal yang dimiliki dengan akumulasi modal  baru. Untuk memasukkan depresiasi ke dalam model, kita asumsikan bahwa sebagian dari persediaan modal menyusut setiap tahun (tingkat depresiasi). Dengan demikian, kita bisa menyatakan dampak investasi dan depresiasi terhadap persediaan modal merupakan perubahan persediaan modal antara satu tahun tertentu ke tahun berikutnya.

Dengan demikian semakin tinggi persediaan modal, maka semakin besar jumlah output dan investasi. Namun, semakin tinggi persediaan modal, maka semakin besar pula jumlah depresiasinya. Ketika perekonomian berada di dalam kondisi tertentu, yakni pada saat jumlah investasi sama dengan jumlah depresiasi, persediaan modal dalam perekonomian dinyatakan dalam keseimbangan. Kondisi ini disebut steady state level of capital, dimana persediaan modal  dan output berada dalam kondisi mapan sepanjang waktu (tidak akan bertumbuh ataupun menyusut). Dari  sini juga kita dapat mengetahui berapa tingkat modal per pekerja pada kondisi steady state. Kondisi steady state ini, dengan kata lain, menunjukkan ekuilibrium perekonomian di jangka panjang.

 

Pengaruh Tabungan Terhadap Pertumbuhan

Model neoklasik menunjukkan bahwa tingkat tabungan adalah determinan penting dari persediaan modal pada kondisi steady-state. Dengan kata lain, jika tingkat tabungan tinggi, maka perekonomian akan mempunyai persediaan modal yang besar dan tingkat ouput yang tinggi, serta sebaliknya. Dasar dari model Solow inilah yang kemudian banyak dikaitkan dengan kebijakan fiskal. Defisit anggaran yang terjadi terus-menerus dapat mengurangi tabungan nasional dan menyusutkan kemampuan berinvestasi. Konsekuensi dalam jangka panjang, yakni rendahnya persediaan modal dan pendapatan nasional.

Dalam kaitannya dengan tingkat pertumbuhan, menurut Solow, tingkat tabungan yang lebih tinggi hanya akan meningkatkan pertumbuhan untuk sementara sampai perekonomian mencapai kondisi steady-state baru yang lebih tinggi dari sebelumnya. Jika perekonomian mempertahankan tingkat tabungan yang tinggi, maka hal itu hanya akan mempertahankan persediaan modal yang besar dan tingkat output yang tinggi tanpa mempertahankan tingkat pertumbuhan yang tinggi.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik




Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Model Pertumbuhan Klasik

Diambil dasar dari Teori Pertumbuhan Adam Smith mengemukakan tentang proses pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang secara sistimatis, agar inti dari proses pertumbuhan ekonomi mudah dipahami, maka dibedakan dua aspek utama yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk.

Teori Adam Smith beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi sebenarnya bertumpu pada adanya pertambahan penduduk. Dengan adanya pertambahan penduduk maka akan terdapat pertambahan output atau hasil. Teori Adam Smith ini tertuang dalam bukunya yang berjudul An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations.

Pembagian kerja menjadi titik permulaan dari teori pertumbuhan ekonominya yang meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Smith menekankan yang dilakukan terlebih dahulu adalah pemupukan modal. Karena pemupukan stok barang harus lebih dahulu dilakukan sebelum pembagian kerja.

Menurut teori klasik (Adam Smith) suatu Negara mengalami perubahan ditandai dengan :

a. Pertumbuhan jumlah penduduk

b. Peningkatan output (GNP)

 

Menurut Adam Smith, ada empat faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu:

a) jumlah penduduk,

b) jumlah stok barang-barang modal,

c) luas tanah dan kekayaan alam, dan

d) tingkat teknologi yang digunakan.

 

Pertumbuhan output yang berupa barang dan jasa dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu

1. Sumber-sumber alam

2. Tenaga kerja

3. Jumlah persediaan barang.

Agar terjadi pertumbuhan output, sumber-sumber alam harus dikelola oleh tenaga kerja dengan menggunakan barang modal. Sumber-sumber alam sangat penting untuk menentukan pertumbuhan ekonomi, karena sumbersumber alam merupakan batas maksimum output jika sudah dimanfaatkan secara maksimum. Sumber-sumber alam mencapai batas maksimum apabila telah dikerjakan oleh tenaga kerja yang handal dengan menggunakan barang modal yang cukup.





 

Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan Ekonomi

 

Pengertian

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi harus dibedakan dengan pembangunan ekonomi


Pertumbuhan ekonomi ini memiliki perbedaan dengan pembangunan ekonomi  :

1. Ditandai dengan kenaikan GNP = Gross National Product, tidak disertai dengan perubahan struktur ekonomi

2. Tidak memperhatikan tingkat pemerataan dan kesejahteraan masyarakat.

3. Pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan

 

Rumus pertumbuhan ekonomi : 



 




Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi :

a. Faktor Sumber Daya Alam (SDA)

Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

 

b. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM)

Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.

 

c. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

 

d. Faktor Budaya

Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

 

e. Faktor Sumber Daya Modal

Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

Sabtu, 03 Mei 2014

PPD (Pendapatan Perseorangan Dibelanjakan) / DPI (Disposable Personal Income)


PPD (Pendapatan Perseorangan Dibelanjakan) / DPI (Disposable Personal Income)

Yang dimasud dengan pendapatan perseorangan dibelanjakan adalah pendapatan nasional yang dapat dipakai oleh individu, baik untuk membiayai konsumsinya maupun untuk ditabung yang besarnya dapat diperoleh dari pendapatan perseorangan dikurangi pajak  pendapatan perseorangan.

Rumus :

 

PPD = PP – Pajak pendapatan perseorangan Atau DPI = PI – Personal income tax


http://www.ratioatmadja.blogspot.com/2014/04/ppd-pendapatan-perseorangan.html

PP (Pendapatan Perseorangan) / PI (Personal Income)


PP (Pendapatan Perseorangan) / PI (Personal Income)

Pendapatan Perseorangan adalah bagian pendapatan nasional yang menjadi hak individu sebagai balas jasa keikutsertaan individu dalam proses produksi. Atau bisa dalam pengertian lain pendapatan yang secara formal diterima oleh masyarakat/rumah tangga. Pendapatan Perseorangan dapat diperoleh dengan cara mengurangi Pendapatan nasional dengan laba perusahaan yang ditahan (LBD)/retained earning (RE), asuransi social (AS)/social insurance (SI) kemudian ditambah dengan pendapatan bunga (PB)/interest income (II) dan pendapatan nonbalas jasa (PNB)/transfer payment (TP)

Rumus :

 

PP = PN  – LBD  – AS + PB + PNB atau PP = NI – RE  – SI  + II  + TP

 
http://www.ratioatmadja.blogspot.com/2014/04/pp-pendapatan-perseorangan-pi-personal.html

PNB (Pendapatan Nasional Bersih) / NNI (Net National Income)


PNB (Pendapatan Nasional Bersih) / NNI (Net National Income)

Pendapatan nasional ini merupakan penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan. Artinya pendapatan nasional adalah balas jasa atas seluruh faktor produksi yang digunakan dalam memproduksi barang dan jasa. Besarnya pendapatan nasional dapat di turunkan dari angka PNN dengan cara mengurangkan PNN dengan besarnya pajak tidak langsung. 

Rumus :

PNB/NNI = PNN – Pajak tidak langsung + subsidi

 
http://www.ratioatmadja.blogspot.com/2014/04/pnb-pendapatan-nasional-bersih-nni-net.html

PNN (Produk Nasional Neto) / NNP (Net National Product)



Faktor produksi yang digunakan dalam memproduksi barang dan jasa, terutama barang modal akan mengalami penyusutan sehingga perusahaan perlu untuk menggantinya dalam jangka waktu tertentu. Penggantian barang modal ini termasuk investasi. Dalam perhitungan pendapatan nasional sebagiknya digunakan investasi neto yaitu besarnya investasi bruto dikurangi penyusutan sehingga dalam perhitungan produk national neto ini akan berlaku rumus :

Rumus :

PNN = PNB – Penyusutan modal

 
http://www.ratioatmadja.blogspot.com/2014/04/pnn-produk-nasional-neto-nnp-net.html

PNB (Produk Nasional Bruto) / GNP (Gross National Product)


PNB (Produk Nasional Bruto) / GNP (Gross National Product)

PNB (Produk Nasional Bruto) adalah jumlah seluruh produk yang dihasilkan oleh masyarakat suatu Negara, termasuk produk masyarakat yang berada di luar negeri, tetapi tanpa menghitung produk yang dihasilkan oleh masyarakat asing di dalam negeri , dalam waktu satu tahun.

PNB merupakan nilai atau hasil produksi yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik perekonomian. Artinya, produksi yang dihitung dalam PNB berasal dari faktor produksi suatu perekonomian, baik yang berada dalam wilayah Negara ataupun di luar wilayah Negara tersebut. Dengan demikian hasil produksi dari faktor produksi milik Negara di luar Negara harus ditambahkan dalam perhitungan PNB, sedangkan hasil produksi dari faktor produksi milik Negara lain harus dikurangkan.

Jika nilai produksi faktor produksi luar negeri yang berada dalam perekonomian disebut FLN, sedangkan nilai faktor produksi yang berada dalam perekonomian disebut FDN, maka nilai pendapatan nasionalnya dapat ditentukan sebagai berikut :

Rumus : 

PNB = PDB – FLN + FDN   Atau   GNP = GDP – Pendapatan faktor luar negeri

 

 

 

 

 

PDB (Produk Domestik Bruto) / GDP (Gross Domestic Product)


PDB (Produk Domestik Bruto) / GDP (Gross Domestic Product)

PDB (Produk Domestik Bruto) adalah hasil produksi suatu perekonomian tanpa memperhatikan siapa pemilik faktor produksi yang menghasilkan barang dan jasa yang dihitung dalam perhitungan pendapatan nasional tersebut. Semua faktor produksi yang berada dalam wilayah suatu Negara dihitung hasil produksinya dalam PDB. Jadi jika di Negara Indonesia terdapat faktor produksi milik Negara Inggris, Belanda, dan Jepang, hasil produksi dari faktor produksi milik Negara-negara tersebut diperhitungkan dalam PDB.

 

Rumus : 

PDB = C + I + G + (X–M)
http://www.ratioatmadja.blogspot.com/2014/04/pdb-produk-domestik-bruto-gdp-gross.html
 

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL


Perhitungan Pendapatan Nasional

PDB (Produk Domestik Bruto)/GDP (Gross Domestic Product)

PDB = C + I + G + (X–M)

Rumus : PDB = C + I + G + (X–M)PDB (Produk Domestik Bruto) adalah hasil produksi suatu perekonomian tanpa memperhatikan siapa pemilik faktor produksi yang menghasilkan barang dan jasa yang dihitung dalam perhitungan pendapatan nasional tersebut. Semua faktor produksi yang berada dalam wilayah suatu Negara dihitung hasil produksinya dalam PDB. Jadi jika di Negara Indonesia terdapat faktor produksi milik Negara Inggris, Belanda, dan Jepang, hasil produksi dari faktor produksi milik Negara-negara tersebut diperhitungkan dalam PDB.

 

PNB (Produk Nasional Bruto)/GNP (Gross National Product)

PNB (Produk Nasional Bruto) adalah jumlah seluruh produk yang dihasilkan oleh masyarakat suatu Negara, termasuk produk masyarakat yang berada di luar negeri, tetapi tanpa menghitung produk yang dihasilkan oleh masyarakat asing di dalam negeri , dalam waktu satu tahun.

PNB merupakan nilai atau hasil produksi yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik perekonomian. Artinya, produksi yang dihitung dalam PNB berasal dari faktor produksi suatu perekonomian, baik yang berada dalam wilayah Negara ataupun di luar wilayah Negara tersebut. Dengan demikian hasil produksi dari faktor produksi milik Negara di luar Negara harus ditambahkan dalam perhitungan PNB, sedangkan hasil produksi dari faktor produksi milik Negara lain harus dikurangkan.

Jika nilai produksi faktor produksi luar negeri yang berada dalam perekonomian disebut FLN, sedangkan nilai faktor produksi yang berada dalam perekonomian disebut FDN, maka nilai pendapatan nasionalnya dapat ditentukan sebagai berikut :
Rumus :

             PNB = PDB – FLN + FDN         Atau    GNP = GDP – Pendapatan faktor luar negeri

 

PNN (Produk Nasional Neto)/NNP (Net National Product)

PNN = PNB – Penyusutan modal


Faktor produksi yang digunakan dalam memproduksi barang dan jasa, terutama barang modal akan mengalami penyusutan sehingga perusahaan perlu untuk menggantinya dalam jangka waktu tertentu. Penggantian barang modal ini termasuk investasi. Dalam perhitungan pendapatan nasional sebagiknya digunakan investasi neto yaitu besarnya investasi bruto dikurangi penyusutan sehingga dalam perhitungan produk national neto ini akan berlaku rumus :
Rumus :

PNN = PNB – Penyusutan modal

PNB (Pendapatan Nasional Bersih)/NNI (Net National Income)

Pendapatan nasional ini merupakan penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan. Artinya pendapatan nasional adalah balas jasa atas seluruh faktor produksi yang digunakan dalam memproduksi barang dan jasa. Besarnya pendapatan nasional dapat di turunkan dari angka PNN dengan cara mengurangkan PNN dengan besarnya pajak tidak langsung.
Rumus :

PNB/NNI = PNN – Pajak tidak langsung + subsidi

PNB/NNI = PNN – Pajak tidak langsung + subsidi

 

PP (Pendapatan Perseorangan)/PI (Personal Income)

Pendapatan Perseorangan adalah bagian pendapatan nasional yang menjadi hak individu sebagai balas jasa keikutsertaan individu dalam proses produksi. Atau bisa dalam pengertian lain pendapatan yang secara formal diterima oleh masyarakat/rumah tangga. Pendapatan Perseorangan dapat diperoleh dengan cara mengurangi Pendapatan nasional dengan laba perusahaan yang ditahan (LBD)/retained earning (RE), asuransi social (AS)/social insurance (SI) kemudian ditambah dengan pendapatan bunga (PB)/interest income (II) dan pendapatan nonbalas jasa (PNB)/transfer payment (TP)

 

PP = PN  – LBD  – AS + PB + PNB atau PP = NI – RE  – SI  + II  + TP



PPD (Pendapatan Perseorangan Dibelanjakan)/DPI (Disposable Personal Income)

Yang dimasud dengan pendapatan perseorangan dibelanjakan adalah pendapatan nasional yang dapat dipakai oleh individu, baik untuk membiayai konsumsinya maupun untuk ditabung yang besarnya dapat diperoleh dari pendapatan perseorangan dikurangi pajak  pendapatan perseorangan.

PPD = PP – Pajak pendapatan perseorangan Atau DPI = PI – Personal income tax

 
http://www.ratioatmadja.blogspot.com/2014/04/perhitungan-pendapatan-nasional.html

LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI


Data yang digunakan adalah data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang meliputi Produk Domestik. Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku dan harga konstan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah.
 
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedang PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu daerah. Sementara itu, PDRB konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga.
PDRB juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan harga dengan menghitung deflator PDRB (perubahan indeks implisit). Indeks harga implisit merupakan rasio antara PDRB menurut harga berlaku dan PDRB menurut harga konstan.
 
Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto secara konseptual menggunakan tiga macam pendekatan, yaitu: pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan.
1. Pendekatan Produksi : Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi dalam penyajian ini dikelompokkan dalam 9 lapangan usaha (sektor), yaitu:
1.       pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan,
2.       pertambangan dan penggalian,
3.       industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih,
4.       konstruksi, perdagangan,
5.       hotel dan restoran,
6.       pengangkutan dan komunikasi,
7.       keuangan,
8.       real estate dan jasa perusahaan,
9.       jasa-jasa (termasuk jasa pemerintah).
2. Pendekatan Pengeluaran : Produk Domestik Regional Bruto adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari :
1.       Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba,
2.       konsumsi pemerintah,
3.       pembentukan modal tetap domestik bruto,
4.       perubahan inventori dan
5.       ekspor neto (merupakan ekspor dikurangi impor).
3. Pendekatan Pendapatan : Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).
Produk Domestik Regional Neto (PDRN) merupakan Produk Domestik Regional Bruto yang dikurangi penyusutan barang-barang modal yang terjadi selama proses produksi atau adanya pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dan subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada unit-unit produksi.Pendapatan Regional merupakan PDRN dikurangi dengan pendapatan yang mengalir ke luar dan ditambah dengan pendapatan yang mengalir ke dalam daerah. Ekspor barang dan impor merupakan kegiatan transaksi barang dan jasa antara penduduk daerah dengan penduduk daerah lain.

PDRB menurut lapangan usaha dikelompokkan dalam 9 sektor ekonomi  sesuai dengan International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC) sebagai berikut:
1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
a. Subsektor Tanaman bahan makanan
b. Subsektor Tanaman perkebunan
c. Subsektor Peternakan
d. Subsektor Kehutanan
e. Subsektor Perikanan
 
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
a. Subsektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
b. Subsektor Pertambangan Bukan Migas
c. Subsektor Penggalian
3. Sektor Industri Pengolahan
a. Subsektor Industri Migas
- Pengilangan Minyak Bumi
- Gas Alam Cair (LNG)
b. Subsektor Industri Bukan Migas

4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih
a. Subsektor Listrik
b. Subsektor Gas
c. Subsektor Air Bersih


5. Sektor Konstruksi
6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
a. Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran
b. Subsektor Hotel
c. Subsektor Restoran
 
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
a. Subsektor Pengangkutan
- Angkutan Rel
- Angkutan Jalan Raya
- Angkutan Laut
- Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan
- Angkutan Udara
- Jasa Penunjang Angkutan
b. Subsektor Komunikasi
8. Sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan
a. Subsektor Bank
b. Subsektor Lembaga Keuangan Tanpa Bank
c. Subsektor Jasa Penunjang Keuangan
d. Subsektor Real Estate
e. Subsektor Jasa Perusahaan

9. Jasa-Jasa
a. Subsektor Pemerintahan Umum
b. Subsektor Swasta
- Jasa Sosial Kemasyarakatan
- Jasa Hiburan dan Rekreasi
- Jasa Perorangan dan Rumah Tangga


  Sementara itu, PDRB berdasarkan penggunaan dikelompokkan dalam 6 komponen yaitu:
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, mencakup semua pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa dikurangi dengan penjualan neto barang bekas dan sisa yang dilakukan rumah tangga selama setahun.

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, mencakup pengeluaran untuk belanja pegawai, penyusutan dan belanja barang pemerintah daerah, tidak termasuk penerimaan dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan.

3. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto, mencakup pembuatan dan pembelian barang-barang modal baru dari dalam daerah dan barang modal bekas atau baru dari luar daerah. Metode yang dipakai adalah pendekatan arus barang.

4. Perubahan Inventori. Perubahan stok dihitung dari PDRB hasil penjumlahan nilai tambah bruto sektoral dikurangi komponen permintaan akhir lainnya.

5. Ekspor Barang dan Jasa. Ekspor barang dinilai menurut harga free on board (fob).

6. Impor Barang dan Jasa. Impor barang dinilai menurut cost insurance freight (cif).

Data yang digunakan ini berupa data deret waktu (series) dari Tahun 1, Tahun 2, Tahun 3 dan
Tahun 4.

Laju pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat diukur dengan menggunakan laju pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).Berikut ini adalah rumus untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2007):



G = Laju pertumbuhan ekonomi
PDRB1 = PDRB ADHK pada suatu tahun
PDRB0 = PDRB ADHK pada tahun sebelumnya

PDRB juga dapat digunakan dalam melihat struktur ekonomi dari suatu wilayah. Struktur ekonomi digunakan untuk menunjukkan peran sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan akan menjadi ciri khas dari suatu perekonomian. Struktur ekonomi merupakan rasio antara PDRB suatu sektor ekonomi pada suatu tahun dengan total PDRB tahun yang sama. Strukturekonomi dinyatakan dalam persentase. Penghitungan struktur ekonomi adalah sebagai berikut:


 


dimana:
PDRB sektor it = nilai PDRB sektor i pada tahun t
Total PDRBt = nilai total PDRB pada tahun t


 

LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK

Pengertian Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu setiap tahunnya. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di masa yang akan datang.
Rumus laju pertumbuhan penduduk, yaitu
r = {(P/P0)(1/t)-1} x 100
dimana:
r = laju pertumbuhan penduduk
P= Jumlah penduduk pada tahun ke –t
P= Jumlah penduduk pada tahun dasar
t = selisih tahun Pdengan P0
A. Laju Pertumbuhan Penduduk Eksponensial
Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu setiap tahunnya. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di masa yang akan datang.
Laju pertumbuhan penduduk eksponensial menggunakan asumsi bahwa pertumbuhan penduduk berlangsung terus-menerus akibat adanya kelahiran dan kematian di setiap waktu.

Rumus laju pertumbuhan penduduk eksponensial adalah sebagai berikut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2EsLbOtYSVklMcqojdNmYsdzrZLJFMB48A5I49KFmK6dG_2a9DXcJRnaJE5Ik5Tb4SJYSmN6o0JEq2i_-AFYCH8TtGrNOcmQ3HHmaXWqQezxhhwth54f59ePA6cLOAQvwkFfbhznifpKt/s1600/laju+pertumbuhan+penduduk+eksponensial.png
atau
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8B1DwqW0MUjBXb0TsSpcDvVDeNoU-3xZ36Eq6nxcTH_M9irkdsm1AnvB12Y8mTgfpcEzgNqe_vVM4AncoGaIZcmP6ScLzfuyoZo_8abp4Yrn3c8ZQyhDar4xlqyAMNcY7xjBEOsSzYcNm/s1600/pertumbuhan+penduduk+eksponensial.png
Keterangan:
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
t =  jangka waktu
r =  laju pertumbuhan penduduk
e = bilangan eksponensial  yang besarnya 2,718281828
Jika nilai r > 0, artinya terjadi pertumbuhan penduduk yang positif atau terjadi penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r < 0, artinya pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi pengurangan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. 
B. Laju Pertumbuhan Penduduk Geometrik
Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di masa yang akan datang.
Laju pertumbuhan penduduk geometrik menggunakan asumsi bahwa laju pertumbuhan penduduk sama setiap tahunnya.

Rumus laju pertumbuhan penduduk geometrik adalah sebagai berikut.
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNptoe3w5AW3bK8OCeEVlXqCnT6dTcal2x33E4MAKORtgq7COQIHamIztbjLSB_fEqrCblxvd0WaUFZzVx45uT7xN9BgDIgKj3wC-bANt8EcUhwc-vu3QnqIiGrMl4r706Ywty0SiLps5f/s1600/perkiraan+penduduk+geometrik.png
 
 atau
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEif1ApU0RnHUwHXpoSRzkgoXFM459eWLjavudaiLtOxsVqzS7OB_4JH2HntWwcN4U1-Vm_xd4leBnzoWPrTDkOSuarH2r3J5Z9W_nO1aNufgnSgKu-RCXQdIQ1iJXN0DOjmWyI0aoyaWot2/s1600/laju+pertumbuhan+penduduk+geometrik.png
 
Keterangan:
Pt = jumlah penduduk pada tahun t
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar
t =  jangka waktu
r =  laju pertumbuhan penduduk
 
Jika nilai r > 0, artinya pertumbuhan penduduk positif atau terjadi penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r < 0, artinya pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi pengurangan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. 
 
 
 
Pertumbuhan Penduduk dan Masalahnya
Di era globalisasi seperti sekarang ini, banyak sekali masalah –masalah yang muncul di bebagai bidang. telebih dinegara – negara berkembang, banyak sekali masalah yang datang sili berganti. Begitu pula dengan negara kita indonesia, masalah dari berbagai bidang datang sseakan tidak ada habisnya, baik dari bidang pulitik maupun social.
Pada umumnya, masalah yang dialami negara berkembang seperti kita adalah masalah pertumbuhan penduduk yang berlebih. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali tentu akan menimbulkan banyak pengaruh dlam kehidupan. Akibat yang ditimbulkan tentu akan mengganggu dan menimbulkan masalah di berbagai bidang.
 Indonesia termasuk negara yang memiliki penduduk terbanyak di dunia. Jumlah penduduk Indonesia sejak lama diketahui berada di posisi 4 dunia dan 3 Asia. Tertinggi adalah China (1,3 miliar) , dilanjutkan oleh India (1,14 miliar) dan Amerika (303 juta). Juni 2008 tercatat penduduk Indonesia berjumlah 237,5 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk di kisaran 1,2 atau 1,3%. Oleh karena itu, sangat penting bagi Indonesia untuk membenahi fasilitas publiknya. Diperkirakan penduduk Indonesia akan berjumlah 337 juta jiwa di tahun 2050. Laju pertumbuhan penduduk seperti ini diperkirakan akan menyebabkan daya dukung lingkungan tidak seimbang.
Problem yang akan dihadapi akibat meningkatnya pertambahan penduduk adalah pangan, energi, dan papan. Dari sisi kebutuhan pangan, setiap kenaikan jumlah penduduk akan menaikkan pula ketersediaan pangan. Begitu juga energy, pertumbuhan penduduk akan menyedot energy besar, sementara ketersediaan energi makin menipis. Tak terkecuali masalah papan atau perumahan yang harus disediakan dalam jumlah besar. Masalah ini tentunya akan berujung pada naiknya tingkat pengangguran, kemiskinan, angka kriminalitas, dll.
Sebenarnya banyak sebab sehingga masalah ini bisa kian membesar. Faktor utama dari pertumbuhan penduduk yang tinggi adalah karena tidak ada komitmen pemerintah untuk membatasi pertumbuhan penduduk. Program Keluarga Berencana (KB) yang pada periode 1970 sampai akhir 1990-an berhasil mengerem pertumbuhan penduduk, tidak dilanjutkan. Pemerintah sama sekali tidak peduli pada pertumbuhan penduduk.
Sebenarnya banyak cara untuk mengatasi masalah ini. seperti transmigrasi, kembali menggalakkan program Keluarga Berencana (KB), meningkatkan standar pndidikan bangsa, serta melakukan pengawasan-pengawasan terkait masalah ini. Pemerintah harus tanggap terhadap masalah ini. Masalah kependudukan tak boleh diremehkan. Pertumbuhan penduduk penting, tetapi dibatasi. Kita perlu sadar bahwa daya dukung sumber daya alam terbatas, sehingga jika jumlah penduduk tidak terkendali akan menjadi problem besar di masa depan. Prinsipnya. Pertumbuhan harus dibatasi, dan setiap lapisan masyarakat harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini. karena dengan pertumbuhan yang terkendali akan mempermudah pemerintah mewujudkan masyarakat yang berkualitas dan sejahtera.
 
Berdasarkan pelaksanaannya/metode pencatatannya, sensus dibedakan menjadi dua, yaitu metode householder dan metode canvaser.
1. Metode Householder : Pada metode ini, pengisian daftar pertanyaan tentang data kependudukan diserahkan kepada penduduk atau responden, sehingga penduduk diberi daftar pertanyaan untuk diisi dan akan diambil kembali beberapa waktu kemudian. Metode semacam ini hanya dapat dilakukan pada daerah yang tingkat pendidikan penduduknya relatif tinggi, karena mereka mampu memahami dan menjawab setiap pertanyaan yang diserahkan kepada mereka.
2. Metode Canvaser : Pada metode ini, pengisian daftar pertanyaan tentang data kependudukan dilakukan oleh petugas sensus dengan cara mendatangi dan mewawancarai penduduk atau responden secara langsung. Petugas sensus mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai daftar dan penduduk yang didatangi menjawab secara lisan sesuai dengan keadaan atau kondisi yang sebenarnya.
 
Adapun berdasarkan status tempat tinggal penduduknya, sensus dapat dibedakan menjadi sensus de facto dan sensus de jure.
1. Sensus De Facto : Pada metode ini, pencatatan dilakukan oleh petugas pada setiap orang yang ada di daerah tersebut pada saat sensus diadakan. Metode sensus ini tidak membedakan antara penduduk asli yang menetap ataupun penduduk yang hanya tinggal sementara waktu.
2. Sensus De Jure : Pada metode ini, pencatatan penduduk dilakukan oleh petugas hanya untuk penduduk yang secara resmi tercatat dan tinggal sebagai penduduk di daerah tersebut pada saat dilakukannya sensus, sehingga dapat dibedakan antara penduduk asli yang menetap dan penduduk yang hanya tinggal untuk sementara waktu atau yang belum terdaftar sebagai penduduk setempat.
 
Registrasi penduduk  yaitu pencatatan data penduduk yang dilakukan secara terus menerus di kelurahan. Misal: pencatatan peristiwa kelahiran, kematian, dan kejadian penting yang mengubah status sipil seseorang sejak lahir sampai mati.
Survai Penduduk : Pengumpulan data yang sifatnya lebih terbatas dan informasi yang dikumpulkan lebih luas dan lebih mendalam. Pada umumnya survai kependudukan ini dilaksanakan dengan sistem sampel atau dalam bentuk studi kasus. ( Hasil sensus dan registrasi penduduk masih mempunyai keterbatasan karena hanya menyediakan data statistik kependudukan dan kurang memberikan informasi, tentang sifat dan perilaku penduduk tersebut. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, maka perlu dilaksanakan survai penduduk. )
 
Masalah Jumlah Penduduk
A. Dinamika Penduduk adalah perubahan / pertumbuhan jumlah penduduk  dari waktu ke waktu, hal ini disebabkan karena adanya peristiwa kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk. ( ketiga hal tersebut dikenal dengan istilah unsur-unsur dinamika penduduk.) Pertumbuhan penduduk secara umum dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pertumbuhan alami, pertumbuhan migrasi, dan pertumbuhan penduduk total.
1. Pertumbuhan Penduduk Alami adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian. Pertumbuhan alami dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini : Pa = L – M  ( Pa = Pertumbuhan penduduk alami L = Jumlah kelahiran M = Jumlah kematian )
2. Pertumbuhan Penduduk Migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih migrasi masuk dan migrasi keluar. Pertumbuhan penduduk migrasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini : Pm = I – E  ( Pm= Pertumbuhan penduduk migrasi I = Jumlah imigrasi E = Jumlah emigrasi )
3. Pertumbuhan Penduduk Total adalah pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi. Pertumbuhan penduduk migrasi dapat dihitung dengan rumus berikut ini : P = (L – M) + (I – E)  ( P = Pertumbuhan penduduk total L = Jumlah kelahiran M = Jumlah kematian I = Jumlah imigrasi E = Jumlah emigrasi )
 
B. Tingkat kelahiran (fertilitas) adalah tingkat pertambahan jumlah anak atau tingkat kelahiran bayi pada suatu periode tertentu. Tingkat kelahiran bayi dapat dihitung dengan dua cara, yaitu:
1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR), adalah angka kelahiran yang menunjukkan jumlah kelahiran perseribu penduduk dalam suatu periode.
2. Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate/GFR), adalah angka yang menunjukkan jumlah bayi yang lahir dari setiap 1000 wanita pada usia reproduksi atau melahirkan yaitu pada kelompok usia 15-49 tahun.
 
C. Tingkat kematian (mortalitas) merupakan pengurangan jumlah penduduk pada periode tertentu yang disebabkan oleh faktor kematian. Tingkat kematian dapat diketahui melalui tiga cara, yaitu:
1. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR), adalah angka yang menunjukkan rata-rata kematian perseribu penduduk dalam satu tahun.
2. Tingkat Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate/ASDR), adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu perseribu penduduk dalam kelompok yang sama
3. Tingkat Kematian Bayi (Infan Mortality Rate/IMR), adalah angka yang menunjukkan banyaknya bayi yang meninggal dari setiap 1000 bayi yang lahir hidup.
 
D. Migrasi atau mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Terdiri dari :
1. Migrasi internasional (migrasi antarnegara) yang terdiri dari imigrasi, emigrasi, dan remigrasi.
1.       Imigrasi adalah masuknya penduduk asing yang menetap ke dalam sebuah negara.
2.       Emigrasi adalah pindahnya penduduk keluar negeri untuk menetap di sana.
3.       Remigrasi adalah pemulangan kembali penduduk asing ke negara asalnya.
2. Migrasi nasional (migrasi lokal), terdiri dari:
1.       Urbanisasi  yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
2.       Transmigrasi  yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduknya ke pulau yang masih jarang penduduknya.
3.       Ruralisasi  yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa untuk menetap di desa.
4.       Evakuasi  yaitu perpindahan penduduk untuk menghindari bahaya.
 
Jumlah penduduk Indonesia yang semakin banyak dari tahun ke tahun tentunya menimbulkan dampak terhadap kehidupan social ekonomi Indonesia. Beberapa dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah penduduk, antara lain:
1. Meningkatnya kebutuhan akan berbagai fasilitas sosial;
2. Meningkatnya persaingan dalam dunia kerja sehingga mempersempit lapangan dan peluang kerja;
3. Meningkatnya angka pengangguran (bagi mereka yang tidak mampu bersaing)
 
Adapun usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan kemudahan dalam menjadi akseptor Keluarga Berencana.
2. Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga keinginan untuk segera menikah dapat dihambat.
3. Meningkatkan wajib belajar pendidikan dasar bagi masyarakat, dari 6 tahun menjadi 9 tahun.
 
Sumber :
http://www.ratioatmadja.blogspot.com/2014/04/laju-pertumbuhan-penduduk.html